Berantasos.com– Dunia kembali dibuat tegang setelah Iran mengeluarkan ancaman terbuka terhadap Amerika Serikat, menyusul serangan udara yang dilancarkan AS ke tiga fasilitas nuklir strategis Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Dalam siaran yang disampaikan melalui televisi pemerintah dan ramai dibagikan di media sosial, seorang penyiar Iran menyampaikan peringatan keras kepada Presiden AS Donald Trump.
“AS telah melakukan kejahatan besar dengan melanggar wilayah udara kami. Presiden Amerika, Anda memulainya—kami yang akan mengakhirinya,” ucapnya, dengan latar belakang grafik lokasi pangkalan militer AS di Timur Tengah.
Iran juga menyatakan bahwa mulai saat ini, seluruh personel militer dan sipil AS di kawasan tersebut dianggap sebagai "target sah."
Trump Serang, Iran Siap Balas
Pernyataan Teheran muncul hanya sehari setelah Presiden Trump mengumumkan keberhasilan serangan udara besar-besaran terhadap situs nuklir Iran.
“Semua pesawat kembali dengan selamat. Ini operasi yang sangat berhasil. Sekarang adalah waktunya untuk damai,” tulis Trump di Truth Social, dalam nada yang kontras dengan tindakannya.
Namun, reaksi Iran jauh dari damai. Seorang presenter IRNA menegaskan bahwa “pertarungan baru saja dimulai.” Ia menyindir Trump yang bicara soal perdamaian setelah lebih dulu memicu perang.
Bayang-Bayang Perang Regional
AS memiliki jaringan pangkalan militer strategis di Timur Tengah, termasuk di Qatar, Irak, Suriah, Kuwait, dan Uni Emirat Arab. Iran kini menempatkan pangkalan-pangkalan tersebut dalam radar serangannya.
Dengan hubungan Iran-Israel yang juga memanas dan banyak sekutu AS berada dalam jangkauan rudal Iran, kekhawatiran akan pecahnya perang regional kini bukan sekadar ancaman.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Gedung Putih terkait ancaman Iran. Namun, komunitas internasional mulai menyerukan deeskalasi, dengan harapan ketegangan ini tidak berubah menjadi konflik besar yang mengguncang kawasan.